Cybercrime dan 6 Fakta Menariknya
Artikel

Cybercrime dan 6 Fakta Menariknya

Cybercrime alias Kejahatan Siber dapat disebabkan oleh banyak hal. Tindakan tak terpuji dan bersifat kriminal ini juga memiliki banyak motivasi jahat. Yang jelas, cybercrime akan terus muncul selama manusia masih menggunakan teknologi informasi. Bahkan, tindakan kejahatan yang sama bisa terjadi lagi dan lagi.

Tahukah Anda, ada tiga penyebab umum Kejahatan Siber dan Serangan Siber? Tiga ancaman utama keamanan dunia maya itu adalah kurangnya bantuan keamanan, kerentanan sistem, dan meremehkan risiko serangan.

Lebih lanjut, Anda harus tahu fakta-fakta menarik tentang cybercrime berikut ini:

Cybercrime salah satu tindak kejahatan umum di Indonesia

Sesuai laporan terbaru oleh Akamai Technologies, yang dilansir kembali oleh Knowledgehut.com, Indonesia telah mengalami peningkatan besar dalam serangan siber sejak tahun lalu. Saat ini, Indonesia menjadi negara teratas dengan kejahatan dunia maya tertinggi. Lembaga keamanan digital asal Belanda, Surfshark, menempatkan Indonesia di posisi ke-3 negara dengan kebocoran data tertinggi di dunia.

Melesatnya “prestasi” Indonesia di bidang cybercrime tahun lalu tak lain dan tak bukan adalah karena banyaknya kebocoran data yang dilakukan oleh Bjorka. Peretas dengan alias terinspirasi dari penyanyi Bjork ini mengaku telah membocorkan data pelanggan IndiHome, KPU, MyPertamina, hingga pejabat publik Indonesia.

Platform Android lebih rentan terhadap Cyberattacks

Anda harus tahu bahwa platform Android dianggap sebagai sasaran empuk cybercrime. Selalu pelajari sertifikasi keamanan cybersecurity teratas untuk mengetahui bagaimana cybercrime dapat memengaruhi Anda.

Sebagai contoh, smartphone dapat terkena virus dan cybercrime jika mengunduh file dari sumber yang tidak dapat diandalkan. Izin aplikasi (app permissions) dapat membuka pintu bagi peretas untuk mencuri data. Peretasan juga dapat terjadi melalui gateway pembayaran seluler.

Cybercrime dapat dilakukan oleh oknum karyawan

Fakta Cybercrime lain yang cukup mengejutkan adalah sekitar 59% karyawan mencuri data hak milik perusahaan saat mereka tidak bekerja dengan perusahaan yang sama. Selain ancaman orang dalam seperti ini, ada ancaman lain yang dapat dilakukan oleh oknum orang dalam, yaitu:

Malicious Insiders: Kasus penyerangan orang dalam yang berbahaya termasuk paling jarang. Mereka berpotensi menyebabkan kerusakan besar karena tingkat aksesnya. Orang yang berada di posisi tinggi lebih rentan terhadap serangan ini.

Careless Insiders: Jenis “orang dalam” yang berikut ini sebenarnya tidak memiliki niat jahat untuk membobol data perusahaan. Namun, sifat ceroboh mereka membuka celah risiko keamanan perusahaan. Misalnya, secara sembarangan mengklik tautan atau halaman acak apa pun tanpa mereka sadari.

Serangan Siber ternyata lebih umum di kalangan Milenial

Terlepas dari mitos bahwa Boomer lebih mungkin menghadapi serangan siber, ternyata  kaum Milenial adalah yang paling rentan terhadap serangan keamanan siber. Sebagaimana dilaporkan Norton Cybersecurity Insights Reports, 44% generasi Milenial merupakan korban cybercrime mulai dari berbagi password Netflix hingga password perbankan.

Serangan kepentingan finansial lebih lazim ditemukan

Beberapa tahun terakhir, risiko keamanan siber terhadap sistem keuangan telah meningkat. Penyebab utamanya salah satunya adalah karena lansekap ancaman siber semakin memburuk. Sebanyak hampir 52 juta data breaches terjadi pada tahun 2022. Sebagian besar serangan dilakukan murni berdasarkan perolehan finansial. Serangan-serangan yang semakin sering, canggih, dan merusak ini menargetken lembaga keuangan.

Cybercrime adalah bisnis yang sangat menguntungkan

Serangan siber dapat menyerang perusahaan mana pun dengan berbagai cara. Serangan tersebut dapat sangat memengaruhi sistem keamanan, jaringan, atau infrastruktur secara keseluruhan. Selain itu, perusahaan mungkin juga harus membayar (ransum) jika peretas berhasil mencuri data. Laporan terbaru menyatakan bahwa breaching dengan siklus hidup lebih dari 200 hari memiliki biaya rata-rata sebesar 4,87 juta Dollar.

Mengetahui fakta-fakta tentang cybercrime membuat Anda akan lebih mawas diri pada serangan dunia maya. Lindungi data-data Anda agar tidak dicuri atau dibocorkan oleh peretas.

icon