Masalah IT yang Sering Dihadapi Perusahaan
Artikel

Masalah IT yang Sering Dihadapi Perusahaan

Perkembangan teknologi dan era digital membuat perusahaan start-up khususnya yang bergerak di bidang IT beberapa tahun ini semakin menjamur. Mereka memanfaatkan teknologi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang hadir di kehidupan sehari-hari.

Terlebih lagi, kini semua aktivitas yang bisa dilakukan dari rumah semakin banyak karena pandemi. Digitalisasi dipercepat untuk meminimalkan kontak antar manusia, yang menjadi salah satu sumber penyebaran virus Corona. Sektor bisnis yang tadinya offline pun kini menyediakan layanan yang dapat diakses hanya dengan perangkat elektronik dan internet.

Setiap perusahaan baik yang berbasis IT maupun yang tidak tentu memiliki tantangan-tantangan di bidang IT. Permasalahannya bisa sederhana yang mudah diatasi dan dicegah hingga yang kompleks dan butuh waktu lama untuk mengatasinya. Yang jelas, semakin besar sebuah perusahaan, akan semakin banyak kendala dan tantangan yang dihadapi.

Apa saja masalah IT yang sering dihadapi perusahaan?

Keamanan pekerja (tim internal) yang kurang

CoX BLUE, sebagaimana dituliskan kembali oleh Gamatechno Blog, mencatat bahwa 48% masalah IT (pelanggaran data) sebuah perusahaan justru disebabkan oleh pegawai yang ceroboh. Angka ini lebih tinggi daripada kecurangan orang dalam dan peretas yang mempunyai persentase di bawah 30%.

Karyawan yang membawa data-data sensitif dan penting seringkali ceroboh menghadapi phising. Peretas melakukan cybercrime dengan cara mengelabui karyawan untuk mendapatkan akses ke informasi dengan cara yang tidak sah atau menjebol password mereka yang lemah.

Bagaimana cara mencegahnya?

Untuk mencegah kebocoran data ini, Anda dapat memitigasi dengan memetakan siapa saja yang dapat mengakses data-data sensitif di jaringan komputer perusahaan. Akses ke jaringan tersebut harus diperketat.

Sedangkan untuk menanggulangi risiko phising akibat password yang lemah, Anda perlu memberikan edukasi mendasar dan menyeluruh kepada karyawan. Anda juga bisa membuat kebijakan untuk membawa perangkat milik sendiri (Bring Your Own Device Policy).

Kesiapan data backup belum optimal

Mencadangkan data merupakan bentuk pertahanan untuk melawan serangan siber termasuk ransomware dan mengamankan data secara umum. Apabila ransomware masuk ke pertahanan jaringan, Anda dapat menggunakan backup untuk memulai ulang sistem. Memang, data backup yang bisa dipulihkan tidak semuanya sehingga masih ada sebagian kecil data yang hilang. Ini masih lebih baik daripada data semuanya hilang sehingga untuk mendapatkannya harus membayar ransom yang diminta peretas

Data yang hilang dan tidak bisa diakses

Semua bisnis memiliki ancaman kehilangan data. Meski semua data perusahaan telah terdigitalisasi, data masih bisa hilang karena listrik padam tiba-tiba sehingga tidak sempat mem-backup, serangan siber, kerusakan peralatan, dan kesalahan manusia.

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, cadangan data yang dipulihkan mungkin tidak bisa mengembalikan 100% data yang hilang melainkan hanya sampai dengan kapan terakhir kali data dicadangkan. Akan tetapi, Anda akan dapat cepat kembali ke sistem dan mengakses data-data yang berhasil dipulihkan. Ini berarti downtime-nya tidak sampai berlarut-larut yang dapat menyebabkan kerugian besar.

Teknologi kuno yang tidak segera diperbarui

Banyak perusahaan menunda-nunda untuk memperbarui teknologi karena ingin berhemat. Mereka hanya akan upgrade apabila sistem yang dipakai benar-benar rusak dan, setelah melalui banyak pertimbangan, tidak dapat dipakai lagi.

Meksi tampak harmless, menggunakan teknologi yang sudah lawas dapat membahayakan keberlangsungan bisnis. Perangkat komputer yang sudah ketinggalan zaman tidak mampu lagi menyelesaikan aktivitas komputing dengan efisien. Komputer yang lemot, software yang sudah usang, dan koneksi WiFi dengan kecepatan rendah tidak mampu memenuhi tuntutan zaman yang terus berkembang.

Perusahaan dapat kehilangan waktu dan uang hanya karena menunggu selesainya aktivitas komputing. Tidak hanya itu, rajin memperbarui software tetapi tidak diimbangi dengan perbaruan hardware dapat menyebabkan hardware menjadi overheating. Jika terus-menerus dipaksa, komponen perangkat tersebut bisa rusak, butuh diganti spare parts-nya atau diservis.

Dan tentu saja, menganggap remeh jadwal update teknologi menurunkan keamanan siber, memberikan kesempatan pada peretas untuk melakukan serangan siber yang membahayakan perusahaan.

Kurang andal dalam memanfaatkan cloud application & storage

Pernah menggunakan layanan document-sharing atau mengunggah foto ke Google? Anda menggunakan layanan cloud yang berada di sebuah server bukan pada device Anda. Untuk mengakses data-data Anda di cloud, Anda harus terhubung ke internet. Layanan IT lain seperti memonitor jaringan, mengelola dokumen, mencadangkan data, dsb.

Meskipun Anda melek teknologi, layanan cloud sebaiknya tetap dikelola oleh tenaga profesional. Kelima masalah di atas dan masalah-masalah lainnya dapat dicegah dan segera diatasi oleh profesional IT yang Anda tugaskan.

Oleh sebab itu HYPERNET sebagai layanan Managed Service Provider menyediakan Layanan IT Profesional untuk memaksimalkan Kinerja IT anda.

icon